Pendekatan Perancangan Terstruktur Sistem Informasi

     


Halo pembaca! Apa kabar kalian hari ini? Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah swt dimanapun kalian berada. Pada post kali ini saya akan membahas tentang Pendekatan perancangan terstruktur SI. 
     Sistem informasi sangat dibutuhkan di berbagai bidang, seperti bisnis, ekonomi, dan lain-lain. Untuk dapat memberikan hasil yang baik, maka dibutuhkan pengembangan sistem yang lebih baik. Seiriing berjalannya waktu, orang-orang semakin sadar bahwa sistem informasi membutuhkan pendekatan pengembangan sistem yang baru yang disertai dengan alat-alat dan teknik yang mampu mewujudkan keberhasilan sistem informasi tersebut.
     Pendekatan ini dimulai dari awal tahun 1970 dan disebut dengan pendekatan terstruktur(structured approach). Alasan dari penamaan pendekatan ini adalah jika kita mengikuti tahapan di lifecycle saja tidak akan membuat sistem informasi menjadi berhasil. Pendekatan terstruktur ini dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan strukturnya dapat didefinisikan dengan baik dan jelas.
    Tujuan dari pendekatan perancanaan terstuktur adalah:
  • Memecahkan masalah kompleks di sebuah organisasi
  • Memberikan hasil dari sistem yang akan mudah untuk dipelihara, fleksibel,lebih memuaskan pelanggannnya, mempunyai dokumentasi yang baik,tepat pada waktunya.
  • Biaya pengembangan sistem sesuai dengan anggaran.
  • Dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik(bebas kesalahan).
     Perancangan terstruktur memiliki beberapa aspek, yakni:
  • Membantu pemecahan masalah
  • Melakukan penyederhanaan sistem
  • Menggunakan graphic tool agar sistem dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti
  • Memberikan rangkaian strategi untuk pengembangan solusi
  • Memberikan kriteria dalam mengevaluasi solusi dengan melihat pada permasalahan aslinya
    
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan system, yaitu :
  • Pendekatan klasik (classical approach) vs pendekatan terstruktur (structured approach), dipandang dari metodologi yang digunakan.
  • Pendekatan sepotong (Piecemal approach) vs pendekatan system (system approach), dipandang dari sasaran yang akan dicapai.
  • Pendekatan bottom-up vs pendekatan top-down, dipandang dari cara menentukan kebutuhan system.
  • Pendekatan system meyeluruh (total-system approach) vs pendekatan moduler (modular approach), dipandang dari cara mengembangkannya.
  • Pendekatan lompatan jauh (great loop approach) vs Pendektan berkembang (evolutionary approach), dipandang dari teknilogi yang akan digunakan.
     Dalam hubungannya dengan pengembangan sistem informasi dan software aplikasi sistem informasi, teknik terstruktur terbagi menjadi:
  • Pemrograman terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten 
  • Desain terstruktur merupakan salah satu proses yang berorientasi teknik yang digunakan untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk diimplementasikan dan dipelihara (dirubah)
  • Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini. 
  • Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi. 
  • Rekayasa Informasi merupakan perpaduan dari pemodelan data dan proses, juga memberikan penekanan baru terhadap pentingnya perencanaan sistem informasi  .
       Ciri-ciri utama pendukung pendekatan terstruktur adalah: 
  • Memanfaatkan alat-alat pemodelan 
Menggunakan model untuk menjelaskan berbagai sistem, sub sistem untuk ditelaah dan dievaluasi oleh pelanggan dan pengembang (sebagai alat komunikasi, eksperimentasi atau prediksi)
„ 
  • Merancang berdasar modul
Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent
  •  Bekerja dengan pendekatan top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai ke tingkat modul (rinci).
   I. Analisis dan Desain Terstruktur (Structured System Analysis and Design (SSAD)) 
Metodologi yang umumnya digunakan dalam pembangunan sistem berbasis komputer dalam dunia bisnis dan industri saat ini adalah metode analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Melalui SSAD, permasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Elemen Perancangan Terstruktur:
1.   Modul merupakan sebuah instruksi atau sekumpulan instruksi program yang terdiri dari : input(masukan), output(keluaran), fungsi, mekanisme dan data internal. Contoh : Foxpro / Pascal (Procedure, function), COBOL (Program, section,paragraph), FORTRAN (subroutine).

2.   Bagan terstruktur (Structured Chart) : Menggambarkan partisi sistem ke dalam : modul-modul, organisasi, dan komunikasi. Keuntungannya ; Menggunakan gambar, Dapat dipartisi, Fleksibel, Input sangat berguna pada implementasi, Membantu pemeliharaan (maintenance) dan modifikasi.

3.   Strategi Perancangan : Mentransformasikan hasil analisis (DFD) menjadi Bagan Terstruktur, untuk diimplementasi. DFD memperlihatkan aliran data dan informasi dari sistem. Jika dalam suatu DFD aliran datanya ditentukan oleh suatu data item, misalnya ‘T’ yang mempunyai nilai/ karakteristik tertentu, kemudian nilai ini akan mempengaruhi atau menentukan arah aliran data (men-trigger arah), maka titik proses dimana terjadi percabangan arah aliran data tsb disebut titik pusat transaksi

4.   Optimasi dari perancangan (Design Heuristic). 
 Metodologi Perancangan Terstruktur 
 1.   Metodologi pemecahan fungsional : Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang, dan diterapkan.

2.   Metodologi berorientasi data : Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses.

3.   Prescriptive methodologies : Metodologi ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan tersedia secara komersial dalam paket-paket program. 

     II.   Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design(OOAD)) OOAD adalah suatu pendekatan rekayasa perangkat lunak dari sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok objek yang saling berinteraksi, dan setiap objek itu mewakili beberapa entitas. Yang ditandai dengan adanya sebuah kelas, elemen data dan perilaku dari objek tersebut.Konsep OOAD mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek, yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan desain berorientasi objek (OOD). OOA adalah metode yang memeriksa syarat yang harus dipenuhi sebuah sistem dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup perusahaan. Sedangkan OOD adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem.
   Istilah-istilah Objek 
  • Atribut: Data item yang menegaskan Objek
  • Operasi: Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan ke bentuk tingkah laku kelas.
  • Metode: Pelaksanaan prosedur (badan dari kode yang mengeksekusi respon terhadap permintaan objek lain di dalam sistem).
1.      Karakteristik Metodologi Berorientasi Object
 Metodologi pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai tiga karakteristik utama : 
a.      Encapsulation (Pengkapsulan)
  • Encapsulation merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang diproses. 
  •   Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek, sehingga prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.
  •  Data terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang berada dalam objek itu sendiri
.b.      Inheritance (Pewarisan) 
  • Inheritance adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data/atribut dan metode dari induknya langsung. 
  • Atribut dan metode dari objek dari objek induk diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya.  
  •  Inheritance mempunyai arti bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama di anatara kelas yang mempunyai hubungan secara hirarki.  
  •  Suatu kelas dapat ditentukan secara umum, kemudian ditentukan spesifik menjadi subkelas. Setiap subkelas mempunyai hubungan atau mewarisi semua sifat yang dimiliki oleh kelas induknya, dan ditambah dengan sifat unik yang dimilikinya. 
  • Kelas Objek dapat didefinisikan atribut dan service dari kelas Objek lainnya.  
  •   Inheritance menggambarkan generalisasi sebuah kelas. 
c.       Polymorphism (Polimorfisme
  •  Polimorfisme yaitu konsep yang menyatakan bahwa seuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan perilaku berbeda. 
  • Polimorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama mungkin mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda.
  • Kemampuan objek-objek yang berbeda untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon message yang sama.
  • Seleksi dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya menciptakan Objek.

    Metode SSAD Kelebihan
  • Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
  • SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
  • Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
  • SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
  • SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
  • SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
  • SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
Kekurangan
  • SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  • Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  • Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
  • SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
Metode OOAD
Kelebihan
  • Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
  • Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
  • Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
  • Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
  • Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
  • Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
  • Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
  • OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
  • Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
  • Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
  • Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
  • Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
  • Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
  • Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
  • OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
  • Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005). 
Sumber:
http://teknikinformatikanews.blogspot.co.id/2016/03/ooad-ssad.html
https://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandingan-metode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangan-sistem-informasi/
http://www.academia.edu/7515327/Pendekatanhttp://rosa-as.id/download/3-PendekatanPengembanganSistemTerstruktur.pdf_Perancangan_Terstruktur_dan_Data_Flow_Diagram_MODUL_4_PENDEKATAN_PERANCANGAN_TERSTRUKTUR_DAN_DATA_FLOW_DIAGRAM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komponen Sistem Informasi, Arsitektur Sistem Informasi, dan Bisnis Proses.

Abstraksi Pada Sistem Basis Data

Komponen Basis Data dan Penggunaan Basis Data Dalam Industri